Skip to main content

Mahasiswa KKN Hidupkan Kembali Program Bank Sampah Yang hampir Punah

 

Proses penimbangan sampah (Dokumentasi Pribadi)


LpmReference.com,- Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler Dari Rumah (RDR) UIN Walisongo Semarang mengadakan program bank sampah. Program yang sebelumnya sudah berjalan, tetapi seiring berjalannya waktu kurang lebih satu tahun yang lalu program bank sampah sempat terhenti.


Tujuannya membantu warga menjalankan kembali program bank sampah yang telah lama tidak dijalankan. Kegiatan ini melibatkan warga Dusun Semondo, Desa Mondoretno, Kecamatan Bulu, Kabupaten Temanggung pada Minggu (1/11/2020).


Mahasiswa KKN UIN bersama warga dusun semondo, mengaktifkan kembali bank sampah. Hal itu dilakukan selain menjaga kebersihan lingkungan juga memanfaatkan potensi sampah dengan cara 3R (Reuse, Recycle, dan reduce). Caranya dengan memisahkan antara sampah organik dan anorganik.


Sampah yang telah terpisah, akan diolah dengan cara yang berbeda. Untuk organik yang mudah terurai, dapat digunakan untuk pembuatan pupuk. Sedangkan untuk anorganik, bahan yang sulit terurai, seperti plastik, kayu, besi dan lainnya diolah dengan cara di daur ulang berupa kerajinan atau digunakan ulang didistribusikan pada pengelolaan lebih lanjut untuk dikumpulkan.


Alfian Johan, selaku koodinator KKN mengatakan bahwa dengan adanya pelaksanaan program bank sampah yang dijalankan kembali, diharapkan dapat membantu warga dalam menyelesaikan permasalahan sampah serta mendorong pengurangan sampah.


"Kami berharap, dengan adanya program bank sampah ini keberadaan sampah bisa diambil potensi ekonomi atau gunanya.  Melalui gerakan 3R selain mendorong warga untuk menggunakan ulang, mendaur ulang, bahkan mengurangi sampah, baik organik maupun organik", ujarnya.


“Semoga dengan program ini dijalankan kembali dapat membantu warga dalam menangani sampah anorganik yang memang pengelolaan dan terurainya di alam cukup sulit” tuturnya.


Senada dengan hal tersebut, Arfa salah satu warga Semondo mengatakan ada manfaat ekonomi yang dapat diambil.

“Saya sangat setuju sekali dengan program bank sampah ini, saya mewakili warga Semondo merasa diuntungkan, karena dapat membuang sampah anorganik sekaligus mendapatkan uang”, ujarnya.


 Ibu Maya selaku pengurus bank sampah berharap semoga kedepannya program bank sampah ini bisa terus digalakan dan berkelanjutan “Saya sangat senang dengan adanya program bank sampah yang kembali terjalankan, dan berharap untuk waktu kedepannya program tersebut dapat berjalan kembali seperti sediakala”, tutupnya.


Pewarta : Hida Aoladina

Redaktur : Fuizatun khasanah


Comments

Popular posts from this blog

Menengok Kembali Sejarah Perkembangan Gawai Dari Abad 19 Sampai Sekarang

Sumber foto: https://www.ngerangkum.com Memasuki abad ke-20 kehidupan manusia mulai disibukkan dengan berbagai macam perubahan yang terjadi secara evolusioner. Perubahan-perubahan tersebut terlihat mencolok pada aspek teknologi. Berbagai pembaruan dan kecanggihan teknologi dihadirkan dalam kehidupan manusia. Perlahan namun pasti, hadirnya teknologi mengubah hampir seluruh aspek kehidupan manusia. Era saat ini juga bisa disebut dengan era digital, era di mana  aktivitas manusia bergantung pada teknologi. Lalu bagaimana bisa aktivitas manusia bergantung pada teknologi? Bahkan bisa dikatakan manusia tidak bisa lepas dari hal tersebut. Simpel sekali, sebut saja yang paling dekat dengan kehidupan manusia setiap harinya, yaitu gawai. Gawai atau nama lain dari gadget yang kemudian karena kecanggihan dan kepintarannya kita biasa menyebutnya dengan smartphone . Dari waktu ke waktu gawai telah mengalami perkembangan teknologi yang cukup signifikan. Jika dulu gawai hanya sebatas pengguna

Mic UKM-U KSMW Diduga Disabotase Pasca Ungkap Keburukan Birokrasi

LPM REFERENCE— Unit Kegiatan Mahasiswa Universitas (UKM-U) Kelompok Studi Mahasiswa Walisongo (KSMW) terjun ke Gedung Serba Guna di Kampus 3 UIN Walisongo Semarang untuk melakukan expo UKM-U (11/08/2024). KSMW menampilkan orasi yang disampaikan oleh Kamil di hadapan mahasiswa baru angkatan 2024. Dalam orasinya, Kamil mengungkapkan fakta-fakta terkait kondisi birokrasi kampus yang dinilainya buruk. "Kalian adalah sapi-sapi perah penghasil UKT," ujar Kamil dalam orasinya. Namun, sesaat setelah pernyataan tersebut, microphone yang digunakan Kamil tiba-tiba mati. Meskipun demikian, Kamil tetap melanjutkan orasinya dan kembali menjelaskan mengenai UKM-U KSMW. Ketika Kamil menyebut istilah "UIN Komersil," microphone yang digunakan kembali mati. Kejadian ini memunculkan kecurigaan di kalangan peserta, terutama karena sebelumnya UKM-U Kopma yang juga menyampaikan presentasi tidak mengalami kendala teknis apapun. Bahkan, ketika KSMW mencoba menggunakan tiga microphone yang b

Fenomena Bahasa Campur-Campur ala “Anak Jaksel”

Gambar 1.1. Contoh meme yang membahas karakteristik “anak Jaksel”. Belakangan ini media sosial seperti Twitter dan Instagram ramai menyinggung fenomena tentang bentuk komunikasi yang terkenal kerap menyisipkan bahasa Inggris di dalam percakapan bahasa Indonesia. Cara bicara tersebut dianggap sebagai gaya bahasa anak-anak yang tinggal di Jakarta Selatan atau biasa disebut “a nak Jaksel ” . Kata yang umum dipakai antara lain adalah which is (yang), literally (secara harfiah), at least (minimal), even (bahkan), dan lain-lain. Gaya bahasa tersebut pun makin populer karena banyak selebrit as , pegiat Twitter, pegiat Instagram, dan pegiat Youtube atau video bloger juga menggunakan gaya bahasa tersebut dalam konten-konten yang mereka buat, sehingga makin marak diperbincangkan di kalangan warganet , yakni seseorang yang aktif mengakses internet, khususnya media sosial dalam kesehariannya. Mengutip tulisan tirto.id berjudul Gaya Bahasa ala “ A nak Jaksel” di Kalangan Pejabat