Skip to main content

HMJ Politik FISIP UIN Walisongo Ajak Generasi Milenial Melek Politik

Prosesi Berlangsungnya Webinar

LPMReference.com
- Kamis (17/9), menyambut Pilkada serentak Provinsi Jawa Tengah yang akan dilaksanakan tanggal 9 Desember 2020 mendatang, Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang mengadakan webinar series melalui aplikasi Zoom, dengan mengusung tema ''Generasi Milenial Melek Politik dalam Menyongsong Pilkada di Era Pandemi''. Dengan pembicara yaitu Ikhwanudin, S.Ag selaku Komisioner KPU Jawa Tengah dan Muhammad Mahsum, M.A selaku dosen Ilmu Politik UIN Walisongo Semarang.

Dalam webinar ini, Ikhwanudin membahas terkait bagaimana Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Tengah menyelengarakan Pilkada di masa pandemi covid-19. Ia menuturkan bahwa Pilkada sempat ditunda karena adanya covid-19. Dimana perubahan Pilkada oleh KPU tersebut akan dilaksanakan dengan memegang dua prinsip yaitu: pertama, menerapkan protokol kesehatan pencegahan dan pengendalian covid-19. Kedua, memperhatikan kesehatan dan keselamatan seluruh pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan pemilu.

Ia juga menuturkan bahwa akan dilakukan rapid tes dan pemeriksaan kesehatan. Bagi para petugas KPU terhadap seluruh anggota KPU disemua tingkatan, harus menggunakan alat pelindung diri (APD). Kemudian dilakukan pula pengecekan suhu tubuh bagi peserta dan petugas pemilu yang terlibat. Menyediakan sarana sanitasi di tempat- tempat penyelengaraan pemilu. Lalu apabila ada yang melanggar ketentuan tersebut maka penyelenggara berhak memberikan teguran dan sanksi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan, tegas Ikhwanudin.

Dengan demikian Ikhwanudin mengharapkan masyarakat terutama bagi generasi milenial untuk tetap aktif mengakses informasi terkait dengan Pilkada ini, agar dapat dimengerti dan dipahami oleh semua masyarakat yang nantinya bisa memberikan rancangan untuk ikut berpartisipasi, dalam penyelengaraan pilkada 2020. Sehingga hal ini mampu menggerakkan kembali dan tidak terjadi yang namanya money politik.

Generasi milenial harus melek politik karena hal ini adalah bagian dari kehidupan bernegara. Selain itu Muhammad Mahsum juga menyampaikan bahwa pentingnya generasi milenial dalam pemilu, karena sekitar 40% pemilih adalah generasi milenial. Dimana generasi milenial ialah pemegang kendali untuk dunia politik, yang harus aktif mengkritisi kebijakan pemerintah yang tidak berpihak kepada rakyat. Kemudian turut andil dalam menyebarkan konten yang membangun bangsa, serta membantu mengantisipasi serangan hoax pada masa pemilu.

''Demokrasi itu adalah wujud dari kaudalatan rakyat, oleh karena itu kita harus aktif terlebih dalam pemilu karena generasi milenial harus menjadi agen perubahan bangsa ini. Kesuksesan dan kelancaran tidak akan bisa terjadi tanpa keterlibatan publik untuk mengawasi proses pilkada'', tutur Muhmammad Mahsum.

Reporter : Shelly Salamah

Redaktur : Fuizahtun

Comments

Popular posts from this blog

Fenomena Bahasa Campur-Campur ala “Anak Jaksel”

Gambar 1.1. Contoh meme yang membahas karakteristik “anak Jaksel”. Belakangan ini media sosial seperti Twitter dan Instagram ramai menyinggung fenomena tentang bentuk komunikasi yang terkenal kerap menyisipkan bahasa Inggris di dalam percakapan bahasa Indonesia. Cara bicara tersebut dianggap sebagai gaya bahasa anak-anak yang tinggal di Jakarta Selatan atau biasa disebut “a nak Jaksel ” . Kata yang umum dipakai antara lain adalah which is (yang), literally (secara harfiah), at least (minimal), even (bahkan), dan lain-lain. Gaya bahasa tersebut pun makin populer karena banyak selebrit as , pegiat Twitter, pegiat Instagram, dan pegiat Youtube atau video bloger juga menggunakan gaya bahasa tersebut dalam konten-konten yang mereka buat, sehingga makin marak diperbincangkan di kalangan warganet , yakni seseorang yang aktif mengakses internet, khususnya media sosial dalam kesehariannya. Mengutip tulisan tirto.id berjudul Gaya Bahasa ala “ A nak Jaksel” di Kalangan Pejabat

Kecewa UKT Mahal, MABA FISIP Gelar Unjuk Rasa di Depan WR 3

      http://www.lpmreference.com Hari terakhir PBAK (Pengenalan Budaya Akademik Kemahasiswaan) menjadi momentum Mahasiswa baru (Maba) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) untuk unjuk rasa terkait mahalnya Uang Kuliah Tunggal (UKT) dan Realisasi Program Ma'had tepat di depan Wakil Rektor 3, Minggu 6 Agustus 2023. Aksi yang bertempat di depan Land Mark Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang tersebut di latar belakangi atas ketidakkepuasan MABA FISIP tentang UKT yang begitu mahal, UKT yang tidak tepat sasaran dan Realisasi Program Ma'had yang masih jauh dari kata memuaskan untuk para MABA. Massa Aksi membentangkan spanduk yang bertuliskan "Tolak Komersialisasi Pendidikan, Tolong Kami", "Regulasi Ma'had ugal-ugalan pelan-pelan pak Rektor". Aksi yang berlangsung pada pukul 17.20 WIB, secara kebetulan tepat berada di depan Wakil Rektor 3 yaitu  Achmad Arief Budiman dan disaksikan oleh nya secara langsung. "Mari kita kawal bersama adek-adek

Kampus UIN Walisongo disebut Anti Kritik, Begini Tanggapan Mahasiswa Baru Sosiologi 2023

      http://www.lpmreference.com Kampus UIN Walisongo Semarang disebut anti kritik, hal ini diungkapkan  mahasiswa baru Sosiologi angkatan 2023. Baru-baru ini, pada pelaksanaan hari pertama PBAK terpantau ada spanduk yang terpasang di sekitar gedung FISIP UIN Walisongo Semarang diturunkan oleh pihak kampus. Spanduk tersebut berisi kritik terhadap kebijakan kampus seperti isu UKT, isu ma'had, komersialisasi pendidikan dan sebagainya.  "Bahwa pihak kampus telah membatasi ruang kebebasan ekspresi untuk mahasiswa menyuarakan suaranya." Padahal kampus seharusnya menjadi tempat pendidikan yang merdeka bagi para Mahasiswa, " ungkap Kia Mahasiswa Baru Sosiologi 2023.  Menurut Kia, bahwa adanya sebuah kritik justru akan membuat kampus menjadi lebih baik. Bukan malah dibungkam seperti itu.  Sementara itu, Gibran, Mahasiswa baru Sosiologi 2023 mengatakan bahwa isu ma'had merupakan hal yang paling krusial dan patut kita kawal bersama-sama. Namun tidak pernah  mendapatkan pe