Skip to main content

Tasyakuran Wisuda FISIP Yang Kedua


LPMReference.com - Fakultas ilmu sosial  ilmu politik (FISIP) UIN Walisongo menggelar tasyakuran wisuda dan pelepasan wisuda program sarjana ilmu sosiologi dan ilmu politik tahun ajaran 2019/2020.

Pada periode November 2019,  Fisip telah mewisuda sebanyak 7 orang yang terdiri dari 3 dari ilmu sosiologi dan 4 ilmu politik. pada senin 18 november di Gedung A Fisip UIN walisongo (18/11/2019).

Terhitung sejak lahirnya Fisip di tahun 2015. Gelaran tasyakuran ini menjadi momentum kedua, Fisip UIN Walisongo mewisuda mahasiswa/i nya. Tasyakuran kedua ini, seperti biasa dihadiri oleh berbagai elemen baik dekan, wakil dekan, dosen, KABAG, SEKJUR dan mahasiswa.

Wisuda kali ini terdiri dari 7 orang dari ilmu sosiologi dan ilmu politik. Dari ilmu sosiologi yaitu ada fitrotun Nisa, Uswatun Hasanah, Anis Setiyawati. Sedangkan untuk ilmu politiknya yaitu ada Fatimah Nasihah, Fadhilatun Naja, Sulami Luberty, dan Bukhori.

Dekan Fisip Uin Walisongo Dr. Hj Misbah Zulfa Elizabeth M. Hum mengapresiasi momen wisuda kali ini. "Walau angka kelulusan tepat waktu masih di angka 30 persen, tapi kehadiran Ikatan Keluarga Alumni (IKA) tidak bisa dipisahkan dari profile kita. Harapannya ke depan, kakak-kakak kelas yang sudah lulus, juga dapat membantu program akreditasi Fisip untuk lebih baik ke depannya" Ujarnya.

Yang menjadi unik di acara tasyakuran wisuda kali ini adalah gelar wisudawan dan skripsi terbaik diborong keduanya oleh saudari Anis Setiyawati. Mahasiswi ilmu sosiologi asal Pati ini.

Selanjutnya acara diisi dengan sambutan pembacaan puisi oleh Adib dan Parmudi selaku Kepala Jurusan Sosiologi dan Politik, yang menambah khas acara tasyakuran. Kemudian sesi diakhiri dengan potong tumpeng, makan bersama dan hiburan dari UKM Bhineka.

reporter : Dery
Redaktur : Ama

Comments

Popular posts from this blog

Fenomena Bahasa Campur-Campur ala “Anak Jaksel”

Gambar 1.1. Contoh meme yang membahas karakteristik “anak Jaksel”. Belakangan ini media sosial seperti Twitter dan Instagram ramai menyinggung fenomena tentang bentuk komunikasi yang terkenal kerap menyisipkan bahasa Inggris di dalam percakapan bahasa Indonesia. Cara bicara tersebut dianggap sebagai gaya bahasa anak-anak yang tinggal di Jakarta Selatan atau biasa disebut “a nak Jaksel ” . Kata yang umum dipakai antara lain adalah which is (yang), literally (secara harfiah), at least (minimal), even (bahkan), dan lain-lain. Gaya bahasa tersebut pun makin populer karena banyak selebrit as , pegiat Twitter, pegiat Instagram, dan pegiat Youtube atau video bloger juga menggunakan gaya bahasa tersebut dalam konten-konten yang mereka buat, sehingga makin marak diperbincangkan di kalangan warganet , yakni seseorang yang aktif mengakses internet, khususnya media sosial dalam kesehariannya. Mengutip tulisan tirto.id berjudul Gaya Bahasa ala “ A nak Jaksel” di Kalangan Pejabat

Kecewa UKT Mahal, MABA FISIP Gelar Unjuk Rasa di Depan WR 3

      http://www.lpmreference.com Hari terakhir PBAK (Pengenalan Budaya Akademik Kemahasiswaan) menjadi momentum Mahasiswa baru (Maba) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) untuk unjuk rasa terkait mahalnya Uang Kuliah Tunggal (UKT) dan Realisasi Program Ma'had tepat di depan Wakil Rektor 3, Minggu 6 Agustus 2023. Aksi yang bertempat di depan Land Mark Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang tersebut di latar belakangi atas ketidakkepuasan MABA FISIP tentang UKT yang begitu mahal, UKT yang tidak tepat sasaran dan Realisasi Program Ma'had yang masih jauh dari kata memuaskan untuk para MABA. Massa Aksi membentangkan spanduk yang bertuliskan "Tolak Komersialisasi Pendidikan, Tolong Kami", "Regulasi Ma'had ugal-ugalan pelan-pelan pak Rektor". Aksi yang berlangsung pada pukul 17.20 WIB, secara kebetulan tepat berada di depan Wakil Rektor 3 yaitu  Achmad Arief Budiman dan disaksikan oleh nya secara langsung. "Mari kita kawal bersama adek-adek

Kampus UIN Walisongo disebut Anti Kritik, Begini Tanggapan Mahasiswa Baru Sosiologi 2023

      http://www.lpmreference.com Kampus UIN Walisongo Semarang disebut anti kritik, hal ini diungkapkan  mahasiswa baru Sosiologi angkatan 2023. Baru-baru ini, pada pelaksanaan hari pertama PBAK terpantau ada spanduk yang terpasang di sekitar gedung FISIP UIN Walisongo Semarang diturunkan oleh pihak kampus. Spanduk tersebut berisi kritik terhadap kebijakan kampus seperti isu UKT, isu ma'had, komersialisasi pendidikan dan sebagainya.  "Bahwa pihak kampus telah membatasi ruang kebebasan ekspresi untuk mahasiswa menyuarakan suaranya." Padahal kampus seharusnya menjadi tempat pendidikan yang merdeka bagi para Mahasiswa, " ungkap Kia Mahasiswa Baru Sosiologi 2023.  Menurut Kia, bahwa adanya sebuah kritik justru akan membuat kampus menjadi lebih baik. Bukan malah dibungkam seperti itu.  Sementara itu, Gibran, Mahasiswa baru Sosiologi 2023 mengatakan bahwa isu ma'had merupakan hal yang paling krusial dan patut kita kawal bersama-sama. Namun tidak pernah  mendapatkan pe