Skip to main content

7 Tuntutan Mahasiswa Aliansi Semarang Raya Disetujui Ganjar Pranowo





LPMReference.com- Ribuan Mahasisiwa Se-Kota Semarang memenuhi ruas jalan depan Gubernuran Jawa Tengah (24/09/2019). 

Cornelis Gea Koordinator Aksi dari Aliansi Semarang Raya mengatakan bahwa "aksi rakyat turun ke jalan lawan oligarki koruptor reformasi" merupakan suatu urgensi melihat RUU hanya sebuah kepentingan Oligarki padahal ada kepentingan rakyat yang harus dilindungi oleh UU.

7 tuntutan yang dibacakan langsung oleh Cornelis dan langsung didengarkan Gurbernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. 

Menuntut agar DPR RI mencabut RUU KUHP, RUU ketanahan, ruu kemasyarakatan. 

Menuntut Presiden untuk mengeluarkan Perppu pencabutan UU KPK dan sumber daya air.  

Menuntut Presiden untuk memberikan sanksi tegas kepada korporasi pembakar hutan.  

Menuntut kepolisian RI untuk membebaskan dan menghentikan kriminalitas aktivis Papua, serta memulihkan nama baik dan menghentikan segala bentuk intimidasi.  

Menuntut pemerintah untuk menjamin pelayanan BPJS yang baik dalam skema pembiayaan yang sepenuhnya ditanggung oleh pemerintah.  

Menuntut untuk mengusut tuntas kasus Pelanggaran HAM masa lalu.  

Terakhir menuntut agar pemerintah mampu mewujudkan pendidikan yang demokratis, gratis dan transparan dalam keuangan. menuntut meningkatkan kesejahteraan guru honorer golongan K2 dengan menjadikan PNS.  serta memonitorium kebijakan PPG bagi lulusan LPTK.

Tuntutan ini diterima baik oleh Ganjar dan berakhir dengan penandatanganan 
surat persetujuan menerima masukan dari rakyat. 


Reporter : Hawin
Redaktur : Amatul 

Comments

Popular posts from this blog

Fenomena Bahasa Campur-Campur ala “Anak Jaksel”

Gambar 1.1. Contoh meme yang membahas karakteristik “anak Jaksel”. Belakangan ini media sosial seperti Twitter dan Instagram ramai menyinggung fenomena tentang bentuk komunikasi yang terkenal kerap menyisipkan bahasa Inggris di dalam percakapan bahasa Indonesia. Cara bicara tersebut dianggap sebagai gaya bahasa anak-anak yang tinggal di Jakarta Selatan atau biasa disebut “a nak Jaksel ” . Kata yang umum dipakai antara lain adalah which is (yang), literally (secara harfiah), at least (minimal), even (bahkan), dan lain-lain. Gaya bahasa tersebut pun makin populer karena banyak selebrit as , pegiat Twitter, pegiat Instagram, dan pegiat Youtube atau video bloger juga menggunakan gaya bahasa tersebut dalam konten-konten yang mereka buat, sehingga makin marak diperbincangkan di kalangan warganet , yakni seseorang yang aktif mengakses internet, khususnya media sosial dalam kesehariannya. Mengutip tulisan tirto.id berjudul Gaya Bahasa ala “ A nak Jaksel” di Kalangan Pejabat

Kecewa UKT Mahal, MABA FISIP Gelar Unjuk Rasa di Depan WR 3

      http://www.lpmreference.com Hari terakhir PBAK (Pengenalan Budaya Akademik Kemahasiswaan) menjadi momentum Mahasiswa baru (Maba) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) untuk unjuk rasa terkait mahalnya Uang Kuliah Tunggal (UKT) dan Realisasi Program Ma'had tepat di depan Wakil Rektor 3, Minggu 6 Agustus 2023. Aksi yang bertempat di depan Land Mark Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang tersebut di latar belakangi atas ketidakkepuasan MABA FISIP tentang UKT yang begitu mahal, UKT yang tidak tepat sasaran dan Realisasi Program Ma'had yang masih jauh dari kata memuaskan untuk para MABA. Massa Aksi membentangkan spanduk yang bertuliskan "Tolak Komersialisasi Pendidikan, Tolong Kami", "Regulasi Ma'had ugal-ugalan pelan-pelan pak Rektor". Aksi yang berlangsung pada pukul 17.20 WIB, secara kebetulan tepat berada di depan Wakil Rektor 3 yaitu  Achmad Arief Budiman dan disaksikan oleh nya secara langsung. "Mari kita kawal bersama adek-adek

Kampus UIN Walisongo disebut Anti Kritik, Begini Tanggapan Mahasiswa Baru Sosiologi 2023

      http://www.lpmreference.com Kampus UIN Walisongo Semarang disebut anti kritik, hal ini diungkapkan  mahasiswa baru Sosiologi angkatan 2023. Baru-baru ini, pada pelaksanaan hari pertama PBAK terpantau ada spanduk yang terpasang di sekitar gedung FISIP UIN Walisongo Semarang diturunkan oleh pihak kampus. Spanduk tersebut berisi kritik terhadap kebijakan kampus seperti isu UKT, isu ma'had, komersialisasi pendidikan dan sebagainya.  "Bahwa pihak kampus telah membatasi ruang kebebasan ekspresi untuk mahasiswa menyuarakan suaranya." Padahal kampus seharusnya menjadi tempat pendidikan yang merdeka bagi para Mahasiswa, " ungkap Kia Mahasiswa Baru Sosiologi 2023.  Menurut Kia, bahwa adanya sebuah kritik justru akan membuat kampus menjadi lebih baik. Bukan malah dibungkam seperti itu.  Sementara itu, Gibran, Mahasiswa baru Sosiologi 2023 mengatakan bahwa isu ma'had merupakan hal yang paling krusial dan patut kita kawal bersama-sama. Namun tidak pernah  mendapatkan pe