Skip to main content

Perwakilan PJ Orsenik Ada Yang Tidak Datang, Evaluasi Orsenik Gaduh

Rapat Dewan eksekutif Mahasiswa dengan LPM dan UKM U


LPMReference.com - Sesuai dengan kesepakatan antara Dewan eksekutif Mahasiswa dengan LPM dan UKM U pada malam minggu kemarin, Rabu 21/9 Dema U mengadakan rapat evaluasi orsenik. Bertempat di audit 1 kampus 1 UIN Walisongo Semarang. Rapat dimulai dengan kisruh mengenai aturan Dema yang membolehkan hanya satu perwakilan untuk  masuk dalam forum.  Sedangkan banyak sekali  perwakilan-perwakilan baik dari UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) ataupun LPM (Lembaga Penerbitan Mahasiswa) yang hadir.

Selain itu juga ada beberapa PJ orsenik dari UKM yang tidak hadir dalam evaluasi ini.  Fajar selaku pimpinan umum SKM Amanat mengatakan perlu sekali mendatangkan semua panitia  untuk turut hadir mengikuti rapat evaluasi. Perwakilan dari UKM juga mengatakan evaluasi harus dihadiri oleh semua panitia yang terlibat dalam acara orsenik, karena kalau ada beberapa panitia yang tidak hadir. Maka, bagaimana mengkoreksi data-data yang yang akan disampaikan. Pihak Dema selaku penyelenggara rapat evaluasi mengatakan “kami telah menyiapkan notulensi, yang akan menulis dan menyampaikan evaluasi kepada ukm yang tidak bisa hadir”.

Mengenai ketidakhadiran UKM, pihak Dema mengatakan sudah memberikan undangan keseluruh pihak-pihak yang ikut dalam orsenik sekitar  pukul jam 2 siang dan semuanya sudah membaca undangan tersebut. Penyebab pengiriman surat yang dirasa telat, itu dikarenakan waktu yang mepet.

Reporter: Hawin
Editor: Feni

Comments

Popular posts from this blog

Fenomena Bahasa Campur-Campur ala “Anak Jaksel”

Gambar 1.1. Contoh meme yang membahas karakteristik “anak Jaksel”. Belakangan ini media sosial seperti Twitter dan Instagram ramai menyinggung fenomena tentang bentuk komunikasi yang terkenal kerap menyisipkan bahasa Inggris di dalam percakapan bahasa Indonesia. Cara bicara tersebut dianggap sebagai gaya bahasa anak-anak yang tinggal di Jakarta Selatan atau biasa disebut “a nak Jaksel ” . Kata yang umum dipakai antara lain adalah which is (yang), literally (secara harfiah), at least (minimal), even (bahkan), dan lain-lain. Gaya bahasa tersebut pun makin populer karena banyak selebrit as , pegiat Twitter, pegiat Instagram, dan pegiat Youtube atau video bloger juga menggunakan gaya bahasa tersebut dalam konten-konten yang mereka buat, sehingga makin marak diperbincangkan di kalangan warganet , yakni seseorang yang aktif mengakses internet, khususnya media sosial dalam kesehariannya. Mengutip tulisan tirto.id berjudul Gaya Bahasa ala “ A nak Jaksel” di Kalangan Pejabat

Kecewa UKT Mahal, MABA FISIP Gelar Unjuk Rasa di Depan WR 3

      http://www.lpmreference.com Hari terakhir PBAK (Pengenalan Budaya Akademik Kemahasiswaan) menjadi momentum Mahasiswa baru (Maba) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) untuk unjuk rasa terkait mahalnya Uang Kuliah Tunggal (UKT) dan Realisasi Program Ma'had tepat di depan Wakil Rektor 3, Minggu 6 Agustus 2023. Aksi yang bertempat di depan Land Mark Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang tersebut di latar belakangi atas ketidakkepuasan MABA FISIP tentang UKT yang begitu mahal, UKT yang tidak tepat sasaran dan Realisasi Program Ma'had yang masih jauh dari kata memuaskan untuk para MABA. Massa Aksi membentangkan spanduk yang bertuliskan "Tolak Komersialisasi Pendidikan, Tolong Kami", "Regulasi Ma'had ugal-ugalan pelan-pelan pak Rektor". Aksi yang berlangsung pada pukul 17.20 WIB, secara kebetulan tepat berada di depan Wakil Rektor 3 yaitu  Achmad Arief Budiman dan disaksikan oleh nya secara langsung. "Mari kita kawal bersama adek-adek

Kampus UIN Walisongo disebut Anti Kritik, Begini Tanggapan Mahasiswa Baru Sosiologi 2023

      http://www.lpmreference.com Kampus UIN Walisongo Semarang disebut anti kritik, hal ini diungkapkan  mahasiswa baru Sosiologi angkatan 2023. Baru-baru ini, pada pelaksanaan hari pertama PBAK terpantau ada spanduk yang terpasang di sekitar gedung FISIP UIN Walisongo Semarang diturunkan oleh pihak kampus. Spanduk tersebut berisi kritik terhadap kebijakan kampus seperti isu UKT, isu ma'had, komersialisasi pendidikan dan sebagainya.  "Bahwa pihak kampus telah membatasi ruang kebebasan ekspresi untuk mahasiswa menyuarakan suaranya." Padahal kampus seharusnya menjadi tempat pendidikan yang merdeka bagi para Mahasiswa, " ungkap Kia Mahasiswa Baru Sosiologi 2023.  Menurut Kia, bahwa adanya sebuah kritik justru akan membuat kampus menjadi lebih baik. Bukan malah dibungkam seperti itu.  Sementara itu, Gibran, Mahasiswa baru Sosiologi 2023 mengatakan bahwa isu ma'had merupakan hal yang paling krusial dan patut kita kawal bersama-sama. Namun tidak pernah  mendapatkan pe