Skip to main content

Jika Rewo-Rewo Ricuh, Orsenik 2019 Mendatang Akan Ditiadakan

Euforia Suporter Orsenik 2018
LPM Reference.com. Jumat (21/9). Rewo-rewo atau suporter merupakan pendobrak semangat atlet dalam ajang tahunan pekan Olahraga, Seni, Ilmiah dan Ketrampilan (ORSENIK) di UIN Walisongo. Maka tak mengherankan jika kemudian suporter berkreasi dalam upaya mendukung fakultas kebanggaannya.

Namun sayangnya karena persaingan panas antar fakultas, seringkali terjadi tindakan kurang suportif dari para suporter. Seperti tindakan rasis bahkan juga terjadi kericuhan. Syarifudin Fahmi, sebagai ketua Dewan Mahasiswa Universitas (Dema-U) UIN Walisongo menyebuat bahwa rewo-rewo terbaik dilihat dari bagaimana kreativitas dan kekompakan.

“Rewo- rewo terbaik dinilai dari segi kreativitas dan kekompakan yang ditampilkan, jika ada tindakan rasis maka akan dikurangi point penilaiannya,” jelas Fahmi.

Selain itu, Fahmi juga menjelaskan apabila terjadi kericuhan bahkan sampai baku hantam, akan ia tindaklanjuti dan kemungkinan 2019 Orsenik akan ditiadakan seperti pada tahun 2014.

Menurut Fahmi untuk rewo – rewo terbaik akan dinilai oleh juri  yang diambil dari luar kampus. Dimana ia mempunyai bakcground suporter sepakbola. “Juri rewo-rewo dirahasikan identitasnya  untuk menjaga netralitas suporter, intinya ia mempunyai background suporter sepakbola.”

Repoter : Luqman S.
Editor   : Indah Feni R.

Comments

Popular posts from this blog

Fenomena Bahasa Campur-Campur ala “Anak Jaksel”

Gambar 1.1. Contoh meme yang membahas karakteristik “anak Jaksel”. Belakangan ini media sosial seperti Twitter dan Instagram ramai menyinggung fenomena tentang bentuk komunikasi yang terkenal kerap menyisipkan bahasa Inggris di dalam percakapan bahasa Indonesia. Cara bicara tersebut dianggap sebagai gaya bahasa anak-anak yang tinggal di Jakarta Selatan atau biasa disebut “a nak Jaksel ” . Kata yang umum dipakai antara lain adalah which is (yang), literally (secara harfiah), at least (minimal), even (bahkan), dan lain-lain. Gaya bahasa tersebut pun makin populer karena banyak selebrit as , pegiat Twitter, pegiat Instagram, dan pegiat Youtube atau video bloger juga menggunakan gaya bahasa tersebut dalam konten-konten yang mereka buat, sehingga makin marak diperbincangkan di kalangan warganet , yakni seseorang yang aktif mengakses internet, khususnya media sosial dalam kesehariannya. Mengutip tulisan tirto.id berjudul Gaya Bahasa ala “ A nak Jaksel” di Kalangan Pejabat

Kecewa UKT Mahal, MABA FISIP Gelar Unjuk Rasa di Depan WR 3

      http://www.lpmreference.com Hari terakhir PBAK (Pengenalan Budaya Akademik Kemahasiswaan) menjadi momentum Mahasiswa baru (Maba) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) untuk unjuk rasa terkait mahalnya Uang Kuliah Tunggal (UKT) dan Realisasi Program Ma'had tepat di depan Wakil Rektor 3, Minggu 6 Agustus 2023. Aksi yang bertempat di depan Land Mark Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang tersebut di latar belakangi atas ketidakkepuasan MABA FISIP tentang UKT yang begitu mahal, UKT yang tidak tepat sasaran dan Realisasi Program Ma'had yang masih jauh dari kata memuaskan untuk para MABA. Massa Aksi membentangkan spanduk yang bertuliskan "Tolak Komersialisasi Pendidikan, Tolong Kami", "Regulasi Ma'had ugal-ugalan pelan-pelan pak Rektor". Aksi yang berlangsung pada pukul 17.20 WIB, secara kebetulan tepat berada di depan Wakil Rektor 3 yaitu  Achmad Arief Budiman dan disaksikan oleh nya secara langsung. "Mari kita kawal bersama adek-adek

Kampus UIN Walisongo disebut Anti Kritik, Begini Tanggapan Mahasiswa Baru Sosiologi 2023

      http://www.lpmreference.com Kampus UIN Walisongo Semarang disebut anti kritik, hal ini diungkapkan  mahasiswa baru Sosiologi angkatan 2023. Baru-baru ini, pada pelaksanaan hari pertama PBAK terpantau ada spanduk yang terpasang di sekitar gedung FISIP UIN Walisongo Semarang diturunkan oleh pihak kampus. Spanduk tersebut berisi kritik terhadap kebijakan kampus seperti isu UKT, isu ma'had, komersialisasi pendidikan dan sebagainya.  "Bahwa pihak kampus telah membatasi ruang kebebasan ekspresi untuk mahasiswa menyuarakan suaranya." Padahal kampus seharusnya menjadi tempat pendidikan yang merdeka bagi para Mahasiswa, " ungkap Kia Mahasiswa Baru Sosiologi 2023.  Menurut Kia, bahwa adanya sebuah kritik justru akan membuat kampus menjadi lebih baik. Bukan malah dibungkam seperti itu.  Sementara itu, Gibran, Mahasiswa baru Sosiologi 2023 mengatakan bahwa isu ma'had merupakan hal yang paling krusial dan patut kita kawal bersama-sama. Namun tidak pernah  mendapatkan pe