Skip to main content

Parade Budaya dan Pom-Pom Meriahkan Pembukaan PBAK


Penampilan parade budaya oleh Orda KMJS



LPM Reference.com - Pembukaan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, resmi dibuka oleh rektor UIN Walisongo Semarang (27/8) di lapangan kampus 3 UIN Walisongo.

Acara pembukaan tersebut disambut meriah melalui parade budaya yang dilakukan oleh beberapa Organisasi Daerah (Orda) dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) menjadi warna tersendiri untuk PBAK tahun ini. Total ada 28 Orda dan 6 UKM yang mengikuti parade budaya ini. Masing-masing Orda dan UKM merepresentasikan budaya khasnya.

Beberapa Orda ada yang memakai dan menampilkan baju adat beserta tarian khas daerahnya. Seperti IKAWAMA (Ikatan Mahasiswa Magelang) yang menampilkan tarian topeng ireng, kemudian Keluarga Mahasiswa Batang Semarang (KMBS) yang menampilkan tarian petik teh.

Kemudian hal menarik lainnya dari PBAK tahun ini adalah adanya jingle PBAK yang dinyanyikan oleh seluruh Maba menggunakan pom-pom merah putih. Presiden Mahasiswa (Presma)  Syarifudin Fahmi mengatakan bahwa adanya ide kreatifitas tersebut berasal dari evaluasi setiap kegiatan dari tim kreatif.

Menurut Fahmi tim kreatif selalu evaluasi setiap PBAK dari tahun ke tahun apa yang kurang dan apa yang belum ada di UIN Walisongo, kemudian kita mencari ide-ide baru dan membandingkan dengan Perguruan Tinggi lain.

“Kami merasa bahwa PBAK UIN Walisongo kurang  semaraknya, sehingga kami berinisiatif untuk menampilkan parade budaya yang lebih megah dan menampilkan jingle PBAK menggunakan pom-pom,” pungkas Fahmi

Reporter: Nur Khabibah
Editor : Arina Salsabila

Comments

Popular posts from this blog

Fenomena Bahasa Campur-Campur ala “Anak Jaksel”

Gambar 1.1. Contoh meme yang membahas karakteristik “anak Jaksel”. Belakangan ini media sosial seperti Twitter dan Instagram ramai menyinggung fenomena tentang bentuk komunikasi yang terkenal kerap menyisipkan bahasa Inggris di dalam percakapan bahasa Indonesia. Cara bicara tersebut dianggap sebagai gaya bahasa anak-anak yang tinggal di Jakarta Selatan atau biasa disebut “a nak Jaksel ” . Kata yang umum dipakai antara lain adalah which is (yang), literally (secara harfiah), at least (minimal), even (bahkan), dan lain-lain. Gaya bahasa tersebut pun makin populer karena banyak selebrit as , pegiat Twitter, pegiat Instagram, dan pegiat Youtube atau video bloger juga menggunakan gaya bahasa tersebut dalam konten-konten yang mereka buat, sehingga makin marak diperbincangkan di kalangan warganet , yakni seseorang yang aktif mengakses internet, khususnya media sosial dalam kesehariannya. Mengutip tulisan tirto.id berjudul Gaya Bahasa ala “ A nak Jaksel” di Kalangan Pejabat

Kecewa UKT Mahal, MABA FISIP Gelar Unjuk Rasa di Depan WR 3

      http://www.lpmreference.com Hari terakhir PBAK (Pengenalan Budaya Akademik Kemahasiswaan) menjadi momentum Mahasiswa baru (Maba) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) untuk unjuk rasa terkait mahalnya Uang Kuliah Tunggal (UKT) dan Realisasi Program Ma'had tepat di depan Wakil Rektor 3, Minggu 6 Agustus 2023. Aksi yang bertempat di depan Land Mark Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang tersebut di latar belakangi atas ketidakkepuasan MABA FISIP tentang UKT yang begitu mahal, UKT yang tidak tepat sasaran dan Realisasi Program Ma'had yang masih jauh dari kata memuaskan untuk para MABA. Massa Aksi membentangkan spanduk yang bertuliskan "Tolak Komersialisasi Pendidikan, Tolong Kami", "Regulasi Ma'had ugal-ugalan pelan-pelan pak Rektor". Aksi yang berlangsung pada pukul 17.20 WIB, secara kebetulan tepat berada di depan Wakil Rektor 3 yaitu  Achmad Arief Budiman dan disaksikan oleh nya secara langsung. "Mari kita kawal bersama adek-adek

Kampus UIN Walisongo disebut Anti Kritik, Begini Tanggapan Mahasiswa Baru Sosiologi 2023

      http://www.lpmreference.com Kampus UIN Walisongo Semarang disebut anti kritik, hal ini diungkapkan  mahasiswa baru Sosiologi angkatan 2023. Baru-baru ini, pada pelaksanaan hari pertama PBAK terpantau ada spanduk yang terpasang di sekitar gedung FISIP UIN Walisongo Semarang diturunkan oleh pihak kampus. Spanduk tersebut berisi kritik terhadap kebijakan kampus seperti isu UKT, isu ma'had, komersialisasi pendidikan dan sebagainya.  "Bahwa pihak kampus telah membatasi ruang kebebasan ekspresi untuk mahasiswa menyuarakan suaranya." Padahal kampus seharusnya menjadi tempat pendidikan yang merdeka bagi para Mahasiswa, " ungkap Kia Mahasiswa Baru Sosiologi 2023.  Menurut Kia, bahwa adanya sebuah kritik justru akan membuat kampus menjadi lebih baik. Bukan malah dibungkam seperti itu.  Sementara itu, Gibran, Mahasiswa baru Sosiologi 2023 mengatakan bahwa isu ma'had merupakan hal yang paling krusial dan patut kita kawal bersama-sama. Namun tidak pernah  mendapatkan pe