Skip to main content

Sensasi Ngopi di Bogor-nya Semarang



Jika anda pecinta kopi, rasanya perlu mencoba sensasi minum kopi sembari menikmati pemandangan alam dari ketinggian di kaki Gunung Ungaran, tepatnya di Pondok Kopi Umbul Sidomukti. Udara sejuk dan tempat yang nyaman jadi daya tarik tersendiri yang membuat minum kopi semakin nikmat.

Tak hanya sekedar menawarkan tempat yang indah saja tetapi kopi yang ditawarkan pun tak kalah nikmatnya. Tersedia berbagai macam kopi, seperti Arabika Sidomukti dan Robusta Sidomukti yang menjadi kopi khas tempat tersebut.

Selain itu juga ditawarakan pula kopi yang tak kalah nikmat seperti Kopi Luwak Liar Aceh Gayo dan Arabika Temanggung. Dengan harga mulai Rp15.000-Rp60.000 anda bisa menikmati kopi di tempat ini. Bagi yang tidak suka kopi, tenang saja, karena juga tersedia menu lain seperti aneka jus.

Hawa yang dingin semakin membuat setiap seruputan kopi yang ada terasa kekhasannya. Dijamin berbagai inspirasi akan muncul sembari minum kopi dan memandang indah suasana di sekeliling.

Tempat ini cocok untuk anda yang sedang sibuk deadline kerjaan maupun tugas, karena juga didukung dengan hotspot area yang memudahkan mengakses jaringan internet. Pondok Kopi Umbul Sidomukti buka mulai pukul 08.00-17.00 pada hari biasa, sedangkan pada hari weekend buka pukul 07.00-17.00.

Lokasi Pondok Kopi Umbul Sidomukti pun mudah untuk diakses, ditempuh hanya sekitar satu jam dari kota Semarang menuju kecamatan Bandungan. Untuk sampai di Pondok Kopi, pengunjung harus melewati dua loket wisata, yaitu Umbul Sidomukti dan Panorama Umbul Sidomukti.

Untuk pengendara motor membayar Rp2000 dan mobil Rp5000 pada masing-masing loket. Ayo tunggu apa lagi, segera rasakan ngopi di Bogor-nya Semarang.

Penulis : Luqman
Editor : Afief




Comments

Popular posts from this blog

Fenomena Bahasa Campur-Campur ala “Anak Jaksel”

Gambar 1.1. Contoh meme yang membahas karakteristik “anak Jaksel”. Belakangan ini media sosial seperti Twitter dan Instagram ramai menyinggung fenomena tentang bentuk komunikasi yang terkenal kerap menyisipkan bahasa Inggris di dalam percakapan bahasa Indonesia. Cara bicara tersebut dianggap sebagai gaya bahasa anak-anak yang tinggal di Jakarta Selatan atau biasa disebut “a nak Jaksel ” . Kata yang umum dipakai antara lain adalah which is (yang), literally (secara harfiah), at least (minimal), even (bahkan), dan lain-lain. Gaya bahasa tersebut pun makin populer karena banyak selebrit as , pegiat Twitter, pegiat Instagram, dan pegiat Youtube atau video bloger juga menggunakan gaya bahasa tersebut dalam konten-konten yang mereka buat, sehingga makin marak diperbincangkan di kalangan warganet , yakni seseorang yang aktif mengakses internet, khususnya media sosial dalam kesehariannya. Mengutip tulisan tirto.id berjudul Gaya Bahasa ala “ A nak Jaksel” di Kalangan Pejabat

Kecewa UKT Mahal, MABA FISIP Gelar Unjuk Rasa di Depan WR 3

      http://www.lpmreference.com Hari terakhir PBAK (Pengenalan Budaya Akademik Kemahasiswaan) menjadi momentum Mahasiswa baru (Maba) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) untuk unjuk rasa terkait mahalnya Uang Kuliah Tunggal (UKT) dan Realisasi Program Ma'had tepat di depan Wakil Rektor 3, Minggu 6 Agustus 2023. Aksi yang bertempat di depan Land Mark Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang tersebut di latar belakangi atas ketidakkepuasan MABA FISIP tentang UKT yang begitu mahal, UKT yang tidak tepat sasaran dan Realisasi Program Ma'had yang masih jauh dari kata memuaskan untuk para MABA. Massa Aksi membentangkan spanduk yang bertuliskan "Tolak Komersialisasi Pendidikan, Tolong Kami", "Regulasi Ma'had ugal-ugalan pelan-pelan pak Rektor". Aksi yang berlangsung pada pukul 17.20 WIB, secara kebetulan tepat berada di depan Wakil Rektor 3 yaitu  Achmad Arief Budiman dan disaksikan oleh nya secara langsung. "Mari kita kawal bersama adek-adek

Kampus UIN Walisongo disebut Anti Kritik, Begini Tanggapan Mahasiswa Baru Sosiologi 2023

      http://www.lpmreference.com Kampus UIN Walisongo Semarang disebut anti kritik, hal ini diungkapkan  mahasiswa baru Sosiologi angkatan 2023. Baru-baru ini, pada pelaksanaan hari pertama PBAK terpantau ada spanduk yang terpasang di sekitar gedung FISIP UIN Walisongo Semarang diturunkan oleh pihak kampus. Spanduk tersebut berisi kritik terhadap kebijakan kampus seperti isu UKT, isu ma'had, komersialisasi pendidikan dan sebagainya.  "Bahwa pihak kampus telah membatasi ruang kebebasan ekspresi untuk mahasiswa menyuarakan suaranya." Padahal kampus seharusnya menjadi tempat pendidikan yang merdeka bagi para Mahasiswa, " ungkap Kia Mahasiswa Baru Sosiologi 2023.  Menurut Kia, bahwa adanya sebuah kritik justru akan membuat kampus menjadi lebih baik. Bukan malah dibungkam seperti itu.  Sementara itu, Gibran, Mahasiswa baru Sosiologi 2023 mengatakan bahwa isu ma'had merupakan hal yang paling krusial dan patut kita kawal bersama-sama. Namun tidak pernah  mendapatkan pe