Skip to main content

SENI DALAM MENUNGGU


Oleh: Amilatun Najikha

Embun berbisik pada pagi
Adakah wanita yang lebih baik
dari yang selalu menjaga hatinya
Pagi berbisik pada malam
Adakah pria yang lebih baik
dari yang selalu menjaga pandangannya.

Malam nanti aku akan menyelundupkan
rindu yang tumpah di balik bantalku
Kemudian kamu berbisik pada doamu
Adakah seseorang yang akan datang menemuimu?

Yang perlu kamu tahu adalah telah ada seseorang
Yang menunggu dan memantaskan untukmu
Menunggu adalah seni yang tertunda
Mencintai adalah seni yang terlukiskan
Memilikimu adalah seni yang tidak mungkin
Itu semua pemikiranku dahulu
Ketika warna dan keinginan hanya sebatas impian

Kini engkau telah bersamaku
Sebaik-baiknya aku adalah lebih baik kamu
Yang telah membuatku menjadi lebih baik
Mengapa aku sampai sejauh ini

Karena aku sudah terlanjur bahagia dengan kejauhan ini
Aku bisa menemukan siapa aku dan untuk apa aku di sini
Karena hadirnya dirimu menjadikan hidupku berwarna merah jingga
Menebar senyum kebahagian di sepanjang hari-hariku

Terima kasih karena telah mau untuk memperjuangkanku
Terima kasih karena telah membuatku bangkit dari keburukan dan keterpurukan
Ketetapan dari-Nya adalah ketetapan yang pasti
Jika bukan kamu, pasti dia
Jika bukan dia, pasti dirimu

Akankah kita bertemu di ujung jalan itu?
Atau pada ombak yang ramah itu?
Bermain dengan pasir dan desah angin
Yang membisikkan padaku
Ini adalah sebuah jalan yang baru
Itulah keyakinanku padamu

Ketika sesekali aku membelokkan arah langkah ini
Saat itu pula aku pasti akan bertemu denganmu
Maka bantulah aku untuk selalu berada di jalan ini
Bersama kita yakinkan dalam diri


Bahwa janji-Nya adalah ketetapan yang pasti

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Fenomena Bahasa Campur-Campur ala “Anak Jaksel”

Gambar 1.1. Contoh meme yang membahas karakteristik “anak Jaksel”. Belakangan ini media sosial seperti Twitter dan Instagram ramai menyinggung fenomena tentang bentuk komunikasi yang terkenal kerap menyisipkan bahasa Inggris di dalam percakapan bahasa Indonesia. Cara bicara tersebut dianggap sebagai gaya bahasa anak-anak yang tinggal di Jakarta Selatan atau biasa disebut “a nak Jaksel ” . Kata yang umum dipakai antara lain adalah which is (yang), literally (secara harfiah), at least (minimal), even (bahkan), dan lain-lain. Gaya bahasa tersebut pun makin populer karena banyak selebrit as , pegiat Twitter, pegiat Instagram, dan pegiat Youtube atau video bloger juga menggunakan gaya bahasa tersebut dalam konten-konten yang mereka buat, sehingga makin marak diperbincangkan di kalangan warganet , yakni seseorang yang aktif mengakses internet, khususnya media sosial dalam kesehariannya. Mengutip tulisan tirto.id berjudul Gaya Bahasa ala “ A nak Jaksel” di Kalangan Pejabat

Kecewa UKT Mahal, MABA FISIP Gelar Unjuk Rasa di Depan WR 3

      http://www.lpmreference.com Hari terakhir PBAK (Pengenalan Budaya Akademik Kemahasiswaan) menjadi momentum Mahasiswa baru (Maba) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) untuk unjuk rasa terkait mahalnya Uang Kuliah Tunggal (UKT) dan Realisasi Program Ma'had tepat di depan Wakil Rektor 3, Minggu 6 Agustus 2023. Aksi yang bertempat di depan Land Mark Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang tersebut di latar belakangi atas ketidakkepuasan MABA FISIP tentang UKT yang begitu mahal, UKT yang tidak tepat sasaran dan Realisasi Program Ma'had yang masih jauh dari kata memuaskan untuk para MABA. Massa Aksi membentangkan spanduk yang bertuliskan "Tolak Komersialisasi Pendidikan, Tolong Kami", "Regulasi Ma'had ugal-ugalan pelan-pelan pak Rektor". Aksi yang berlangsung pada pukul 17.20 WIB, secara kebetulan tepat berada di depan Wakil Rektor 3 yaitu  Achmad Arief Budiman dan disaksikan oleh nya secara langsung. "Mari kita kawal bersama adek-adek

Kampus UIN Walisongo disebut Anti Kritik, Begini Tanggapan Mahasiswa Baru Sosiologi 2023

      http://www.lpmreference.com Kampus UIN Walisongo Semarang disebut anti kritik, hal ini diungkapkan  mahasiswa baru Sosiologi angkatan 2023. Baru-baru ini, pada pelaksanaan hari pertama PBAK terpantau ada spanduk yang terpasang di sekitar gedung FISIP UIN Walisongo Semarang diturunkan oleh pihak kampus. Spanduk tersebut berisi kritik terhadap kebijakan kampus seperti isu UKT, isu ma'had, komersialisasi pendidikan dan sebagainya.  "Bahwa pihak kampus telah membatasi ruang kebebasan ekspresi untuk mahasiswa menyuarakan suaranya." Padahal kampus seharusnya menjadi tempat pendidikan yang merdeka bagi para Mahasiswa, " ungkap Kia Mahasiswa Baru Sosiologi 2023.  Menurut Kia, bahwa adanya sebuah kritik justru akan membuat kampus menjadi lebih baik. Bukan malah dibungkam seperti itu.  Sementara itu, Gibran, Mahasiswa baru Sosiologi 2023 mengatakan bahwa isu ma'had merupakan hal yang paling krusial dan patut kita kawal bersama-sama. Namun tidak pernah  mendapatkan pe