Skip to main content

Ketua Dema FISIP: Kami Berharap Kalian Tampil Maksimal, Lebih-lebih Bisa Bermanfaat bagi Fakultas



 
Semarang, LPM Reference- Ajang perlombaan Orientasi Seni Ilmiah dan Keterampilan (Orsenik) antar fakultas resmi dibuka hari Jumat (22/9) pukul 8.00 WIB di Gedung Serba Guna (GSG) Kampus 3 UIN Walisongo. Pelaksanaan Orsenik hari pertama disambut dengan meriah dan penuh semangat dari masing-masing rewo-rewo (pendukung) fakultas. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) menempati tribune sebelah barat bersampingan dengan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK). 

Hari pertama Orsenik, FISIP mewakilkan 1 tim presentasi makalah yang terdiri dari 3 orang, tenis meja 6 orang, badminton 4 orang, lari cepat 2 orang dan bisnis plan 2 orang. Salah satu mahasiswa Sosiologi semester 1 bernama Fitriya Wulandari berujar "Orsenik itu seru dan  semangat". Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) FISIP, Aghisna Bidikrikal Hasan mengatakan “FISIP turut berpartisipasi dalam seluruh cabang lomba Orsenik yang berjumlah 24 cabang lomba. Di hari pertama orsenik, FISIP membawa sekitar 50 rewo-rewo yang juga membawa atribut perlengkapan berupa dua pamflet, kaset CD bekas yang dibawa per orang, serta tak lupa toa (pelantang) dan alat musik seperti drum.”

“Meskipun FISIP baru, meskipun FISIP sering dikatakan fakultas yang dikasihani karena kekurangan atlet, kekurangan sumber daya manusia, namun tetap semangat untuk Generasi Walisongo 2017. Apapun hasilnya, kami tetap bangga, karena kalian tetap menampilkan kinerja yang maksimal. Kami tidak memaksa harus emas, perak, perunggu, atau harus juara, setidaknya bisa lebih baik dari hari kemarin. Namun kami tetap berharap kalian tampil maksimal, lebih-lebih bisa bermanfaat bagi fakultas” ujar Aghisna kepada peserta lomba Orsenik kontingen FISIP. (Salsa/Kasirul).

Comments

Popular posts from this blog

Fenomena Bahasa Campur-Campur ala “Anak Jaksel”

Gambar 1.1. Contoh meme yang membahas karakteristik “anak Jaksel”. Belakangan ini media sosial seperti Twitter dan Instagram ramai menyinggung fenomena tentang bentuk komunikasi yang terkenal kerap menyisipkan bahasa Inggris di dalam percakapan bahasa Indonesia. Cara bicara tersebut dianggap sebagai gaya bahasa anak-anak yang tinggal di Jakarta Selatan atau biasa disebut “a nak Jaksel ” . Kata yang umum dipakai antara lain adalah which is (yang), literally (secara harfiah), at least (minimal), even (bahkan), dan lain-lain. Gaya bahasa tersebut pun makin populer karena banyak selebrit as , pegiat Twitter, pegiat Instagram, dan pegiat Youtube atau video bloger juga menggunakan gaya bahasa tersebut dalam konten-konten yang mereka buat, sehingga makin marak diperbincangkan di kalangan warganet , yakni seseorang yang aktif mengakses internet, khususnya media sosial dalam kesehariannya. Mengutip tulisan tirto.id berjudul Gaya Bahasa ala “ A nak Jaksel” di Kalangan Pejabat

Kecewa UKT Mahal, MABA FISIP Gelar Unjuk Rasa di Depan WR 3

      http://www.lpmreference.com Hari terakhir PBAK (Pengenalan Budaya Akademik Kemahasiswaan) menjadi momentum Mahasiswa baru (Maba) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) untuk unjuk rasa terkait mahalnya Uang Kuliah Tunggal (UKT) dan Realisasi Program Ma'had tepat di depan Wakil Rektor 3, Minggu 6 Agustus 2023. Aksi yang bertempat di depan Land Mark Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang tersebut di latar belakangi atas ketidakkepuasan MABA FISIP tentang UKT yang begitu mahal, UKT yang tidak tepat sasaran dan Realisasi Program Ma'had yang masih jauh dari kata memuaskan untuk para MABA. Massa Aksi membentangkan spanduk yang bertuliskan "Tolak Komersialisasi Pendidikan, Tolong Kami", "Regulasi Ma'had ugal-ugalan pelan-pelan pak Rektor". Aksi yang berlangsung pada pukul 17.20 WIB, secara kebetulan tepat berada di depan Wakil Rektor 3 yaitu  Achmad Arief Budiman dan disaksikan oleh nya secara langsung. "Mari kita kawal bersama adek-adek

Kampus UIN Walisongo disebut Anti Kritik, Begini Tanggapan Mahasiswa Baru Sosiologi 2023

      http://www.lpmreference.com Kampus UIN Walisongo Semarang disebut anti kritik, hal ini diungkapkan  mahasiswa baru Sosiologi angkatan 2023. Baru-baru ini, pada pelaksanaan hari pertama PBAK terpantau ada spanduk yang terpasang di sekitar gedung FISIP UIN Walisongo Semarang diturunkan oleh pihak kampus. Spanduk tersebut berisi kritik terhadap kebijakan kampus seperti isu UKT, isu ma'had, komersialisasi pendidikan dan sebagainya.  "Bahwa pihak kampus telah membatasi ruang kebebasan ekspresi untuk mahasiswa menyuarakan suaranya." Padahal kampus seharusnya menjadi tempat pendidikan yang merdeka bagi para Mahasiswa, " ungkap Kia Mahasiswa Baru Sosiologi 2023.  Menurut Kia, bahwa adanya sebuah kritik justru akan membuat kampus menjadi lebih baik. Bukan malah dibungkam seperti itu.  Sementara itu, Gibran, Mahasiswa baru Sosiologi 2023 mengatakan bahwa isu ma'had merupakan hal yang paling krusial dan patut kita kawal bersama-sama. Namun tidak pernah  mendapatkan pe