Skip to main content

CINTA PENYATU PERBEDAAN DALAM FILM BID’AH CINTA


C:\Users\X454W\Documents\fotp brita 1.jpg
LPM REFERENCE - Kamis, (02/03) Dewan Eksektif Mahasiswa (DEMA) Fakultas Ushuluddin dan Humaniora (FUHUM), mengadakan acara Talkhshow yang bertemakan “Satu agama beda persepektif. Memoteret cara pandang bergama masyarakat melalaui sebuah film”, di Audit 2 Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo.  Dalam talkshow ini film yang dibedah adalah Bid’ah Cinta, yang akan tayang di Bioskop pada 16 maret mendatang. Dalam kesempatan ini hadir Nurman Hakim sebagai Sutrada sekaligus Produser dan Ben Sohib yang merupakan penulis Skenario film tersebut.
Nurman Hakim menyebut ide awal pembuatan film ini berawal dari obrolan dengan Ben Sohib terkait adanya pengklaiman kebenaran yang dilakukan oleh satu kelompok terhadap kelompok lainnya “ide pembuatan film Bid’ah Cinta karena adanya fenomena dimana satu kelompok merasa paling benar, dan kami yakin bahwa cinta mampu menyatukan perbedaan dan gesekan yang ada” ungkap jebolan pondok mranggen itu.
Senada dengan Nurman, Ben Shohib mengatakan bahwa latar belakang ia menulis naskah film Bid’ah Cinta karena selama ini  ia melihat adanya perbedaan dalam penafsiran agama di masyarakat Jakarta yang membuat konflik “ Perbedaan penafsiran agama di Jakarta merupakan hal yang niscaya, tetapi belakangan perbedaan itu membuat gesekan dan ancaman, agar perbedaan itu tidak menimbulkan konflik dalam film ini kami tawarkan cinta”. Ujarnya (Luqman)

Comments

Popular posts from this blog

Fenomena Bahasa Campur-Campur ala “Anak Jaksel”

Gambar 1.1. Contoh meme yang membahas karakteristik “anak Jaksel”. Belakangan ini media sosial seperti Twitter dan Instagram ramai menyinggung fenomena tentang bentuk komunikasi yang terkenal kerap menyisipkan bahasa Inggris di dalam percakapan bahasa Indonesia. Cara bicara tersebut dianggap sebagai gaya bahasa anak-anak yang tinggal di Jakarta Selatan atau biasa disebut “a nak Jaksel ” . Kata yang umum dipakai antara lain adalah which is (yang), literally (secara harfiah), at least (minimal), even (bahkan), dan lain-lain. Gaya bahasa tersebut pun makin populer karena banyak selebrit as , pegiat Twitter, pegiat Instagram, dan pegiat Youtube atau video bloger juga menggunakan gaya bahasa tersebut dalam konten-konten yang mereka buat, sehingga makin marak diperbincangkan di kalangan warganet , yakni seseorang yang aktif mengakses internet, khususnya media sosial dalam kesehariannya. Mengutip tulisan tirto.id berjudul Gaya Bahasa ala “ A nak Jaksel” di Kalangan Pejabat

Kecewa UKT Mahal, MABA FISIP Gelar Unjuk Rasa di Depan WR 3

      http://www.lpmreference.com Hari terakhir PBAK (Pengenalan Budaya Akademik Kemahasiswaan) menjadi momentum Mahasiswa baru (Maba) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) untuk unjuk rasa terkait mahalnya Uang Kuliah Tunggal (UKT) dan Realisasi Program Ma'had tepat di depan Wakil Rektor 3, Minggu 6 Agustus 2023. Aksi yang bertempat di depan Land Mark Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang tersebut di latar belakangi atas ketidakkepuasan MABA FISIP tentang UKT yang begitu mahal, UKT yang tidak tepat sasaran dan Realisasi Program Ma'had yang masih jauh dari kata memuaskan untuk para MABA. Massa Aksi membentangkan spanduk yang bertuliskan "Tolak Komersialisasi Pendidikan, Tolong Kami", "Regulasi Ma'had ugal-ugalan pelan-pelan pak Rektor". Aksi yang berlangsung pada pukul 17.20 WIB, secara kebetulan tepat berada di depan Wakil Rektor 3 yaitu  Achmad Arief Budiman dan disaksikan oleh nya secara langsung. "Mari kita kawal bersama adek-adek

Kampus UIN Walisongo disebut Anti Kritik, Begini Tanggapan Mahasiswa Baru Sosiologi 2023

      http://www.lpmreference.com Kampus UIN Walisongo Semarang disebut anti kritik, hal ini diungkapkan  mahasiswa baru Sosiologi angkatan 2023. Baru-baru ini, pada pelaksanaan hari pertama PBAK terpantau ada spanduk yang terpasang di sekitar gedung FISIP UIN Walisongo Semarang diturunkan oleh pihak kampus. Spanduk tersebut berisi kritik terhadap kebijakan kampus seperti isu UKT, isu ma'had, komersialisasi pendidikan dan sebagainya.  "Bahwa pihak kampus telah membatasi ruang kebebasan ekspresi untuk mahasiswa menyuarakan suaranya." Padahal kampus seharusnya menjadi tempat pendidikan yang merdeka bagi para Mahasiswa, " ungkap Kia Mahasiswa Baru Sosiologi 2023.  Menurut Kia, bahwa adanya sebuah kritik justru akan membuat kampus menjadi lebih baik. Bukan malah dibungkam seperti itu.  Sementara itu, Gibran, Mahasiswa baru Sosiologi 2023 mengatakan bahwa isu ma'had merupakan hal yang paling krusial dan patut kita kawal bersama-sama. Namun tidak pernah  mendapatkan pe